Monday, February 26, 2007

Pengaruh Penghentian Dana Bantuan Internasional terhadap Prospek Perdamaian di Palestina ( Tugas Seminar H.I )



Konflik antara Palestina dan Israel telah berlangsung sejak puluhan tahun yang lalu. Konflik ini diawali oleh pendudukan wilayah Palestina oleh kaum Yahudi pada tahun 1948 sesaat setelah Perang Dunia ke dua berakhir. Pada saat itu Inggris menempatkan kaum Yahudi kembali ke tanah mereka yang konon telah dijanjikan oleh leluhur Kaum Yahudi. Masalahnya disini adalah pada saat itu tanah itu telah ditempati oleh Bangsa Palestina dan kaum Yahudi menginginkan tanah mereka kembali.



Seperti kita ketahui bersama, kaum Yahudi merupakan kaum pengembara. Mereka telah meninggalkan tanah mereka sejak ratusan tahun yang lalu. Kaum Yahudi kemudian banyak bermukim di wilayah Eropa dan Amerika. Kaum Yahudi di Eropa kemudian menjadi korban dalam Perang Dunia ke dua. Kaum ini dibantai habis-habisan oleh bangsa Jerman yang saat itu dipimpin oleh Sang Pemimpin Adolf Hitler. Peristiwa pembantaian ini kemudian dikenal dengan nama Holocaust.



Setelah kaum Yahudi dikembalikan ke tanah yang dijanjikan, mereka kemudian berkonflik dengan bangsa Palestina. Bangsa Palestina yang telah menduduki wilayah itu tentu saja tidak mau begitu saja dipaksa pindah ke wilayah yang telah mereka tinggali hanya karena kedatangan Kaum Yahudi. Apalagi dalam keyakinan mereka kaum Yahudi diyakini sebagai kaum yang membawa kehancuran di muka dunia. Sejak saat itulah kedua kaum ini mulai berkonflik.



Konflik antara keduanya semakin membesar setelah kaum Yahudi membakar Masjid Al-Aqsha di Jerusalem, wilayah yang diduduki oleh Israel. Peristiwa ini kemudian membuat sebagian besar Umat Muslim di dunia menjadi marah besar. Hal ini wajar saja membuat mereka marah, karena masjid tersebut merupakan tempat suci ke tiga bagi Umat Muslim. Peristiwa pembakaran inilah yang melatar belakangi pembentukan Oganization Islamic Conference ( OIC ) atau dalam bahasa Indonesia nya disebut dengan Organisasi Konferensi Islam ( OKI ).



Peristiwa pembakaran masjid kemudian menjadi besar dan membuat hubungan antara bangsa Palestina dan bangsa Israel menjadi semakin panas. Penduduk Palestina kemudian menjadi murka dan banyak melakukan kegiatan pelemparan dan bom bunuh diri di wilayah Israel. Sudah tidak terhitung lagi berapa jumlah penduduk Israel yang menjadi korban bom ini.



Namun bukan cuma Palestina saja yang melakukan penyerangan. Bangsa Palestina cuma melakukan usaha pembelaan diri karena bangsa Israel lah yang duluan menyerang mereka dengan membabi buta. Bangsa Israel menyerang wilayah pemukiman Palestina dengan senjata mutakhir dan canggih, sedangkan Palestina tidak memiliki senjata canggih dan mutakhir. Boleh dikatakan bahwa peperangan tidaklah seimbang. Apalagi senjata Israel kebanyakan dipasok oleh pihak asing seperti Amerika Serikat dan beberapa pihak asing lain.



Kondisi perang secara terus-terusan inilah yang membuat penduduk Palestina menjadi sengsara dan semakin menderita dari hari ke hari. Kondisi inilah yang membuat sebagian besar masyarakat dunia menjadi prihatin. Mereka kemudian mengirimkan bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina untuk dibagi-bagikan kepada bangsa Palestina. Bantuan itu berupa obat-obatan dan ada juga yang berupa dana segar untuk membiayai kehidupan penduduk Palestina.



Namun setelah kematian pemimpin Palestina, Yasser Arafat, pada 11 November 2004 kondisi keamanan di wilayah Palestina yang semakin membaik dan sudah mengarah perdamaian dengan pihak Israel, menjadi semakin buruk dan tidak terkendali. Saat ini kedudukan mendiang Yasser Arafat telah digantikan oleh presiden Mahmoud Abbas dari partai Fatah. Di lain pihak, kemenangan Partai Hamas pada Pemilu 2005 lalu yang berlangsung secara demokratis, ditentang oleh Amerika Serikat. Penentangan ini disebabkan oleh Amerika Serikat menganggap bahwa Hamas merupakan organisasi teroris dan bisa mengancam perdamaian di wilayah Gaza. Tapi, penentangan ini hanyalah bentuk ketakutan dari Amerika Serikat akan terganggunya kepentingan mereka di wilayah Timur Tengah, sama pentingnya dengan keberadaan Iran di wilayah Timur Tengah.



Partai Hamas merupakan partai yang melahirkan tokoh Yasser Arafat. Partai ini nama aslinya adalah Harakat al-Muqawama al-Islamiyya. Partai ini menentang dengan keras keberadaan Israel di muka bumi. Mereka hingga saat ini tidak mau dan tidak akan mau mengakui keberadaan bangsa Israel. Hal inilah yang ditentang oleh Amerika Serikat karena mereka menuntut bangsa Palestina segera mengakui keberadaan bangsa Israel di muka bumi.



Namun Hamas tetap pada pendirian mereka. Amerika Serikat kemudian mengambil jalan paksa kepada bangsa Palestina. Mereka memaksa dunia internasional untuk menghentikan bantuan mereka kepada bangsa Palestina. Jalan ini diperkirakan oleh Amerika Serikat akan membuat jera pihak HAMAS dan membuat HAMAS segera mengakui keberadaan bangsa Israel di muka bumi ini.



Kondisi ini kemudian membuat kehidupan bangsa Palestina kembali sengsara, karena hingga saat ini mereka masih membutuhkan bantuan internasional untuk kelangsungan hidup mereka. Keadaan yang serba sengsara dan menderita membuat partai FATAH turun tangan dan meyerang pihak partai HAMAS. Namun hal ini dicurigai oleh pihak HAMAS bahwa pihak Fatah telah menjadi kaki tangan Amerika Serikat di wilayah Palestina.



Pertentangan antara pihak Hamas dan Pihak Fatah semakin membuat bangsa Palestina semakin sengsara. Pihak Palestina tidak lagi merasa sebagai suatu bangsa yang satu dan telah melupakan keberadaan musuh mereka bersama yaitu Israel. Mereka kini telah berada di ambang perang saudara,. perang antara pihak Palestina sendiri. Bukan lagi melawan keberadaan bangsa Israel tapi menjadi konflik kepentingan antara pihak Hamas dan pihak Fatah. Kita berharap saja semoga mereka tidak mengarah ke perang saudara, dan semoga mereka cepat mengarah ke perdamaian sehingga kehidupan bangsa Palestina tidak menjadi sengsara.

1 comment:

Anonymous said...

jadi sebenarnyah, apa yg diperebutkan oleh orang-2 inyh ?